Profil Desa Rejowinangun
Ketahui informasi secara rinci Desa Rejowinangun mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Rejowinangun, Kemiri, Purworejo. Jelajahi potensi agraris dari industri gula aren, perkebunan manggis dan duku, serta geliat UMKM di desa perbukitan yang subur dan berdaya saing di Purworejo.
-
Sentra Gula Aren Berkualitas
Desa Rejowinangun merupakan salah satu pusat utama produksi gula aren (gula kelapa) tradisional di Kecamatan Kemiri, yang menjadi motor penggerak ekonomi harian bagi ratusan keluarga perajin.
-
Lumbung Buah Tropis Unggulan
Berkat kondisi geografisnya yang subur, desa ini menjadi penghasil buah-buahan berkualitas tinggi, terutama manggis dan duku, yang hasilnya dipasarkan hingga ke luar daerah.
-
Ekonomi Berbasis Agrosilvofultur
Perekonomian desa ditopang oleh sistem pertanian campuran (agrosilvofultur) yang memadukan perkebunan tanaman keras (aren, manggis) dengan tanaman semusim, menciptakan model ekonomi yang tangguh dan ramah lingkungan.
Desa Rejowinangun, sebuah desa asri yang terletak di kawasan perbukitan Kecamatan Kemiri, Kabupaten Purworejo, merupakan contoh nyata dari sebuah wilayah yang berhasil mengoptimalkan karunia alamnya menjadi sumber kesejahteraan. Desa ini dikenal luas sebagai salah satu sentra utama penghasil gula aren berkualitas sekaligus lumbung buah-buahan tropis unggulan seperti manggis dan duku. Harmoni antara tradisi membuat gula yang diwariskan turun-temurun dengan budidaya buah-buahan bernilai ekonomi tinggi menjadikan Rejowinangun sebagai desa agraris yang dinamis, produktif dan memiliki daya saing yang kuat di tingkat regional.
Geografi dan Demografi
Secara geografis, Desa Rejowinangun menempati area perbukitan dengan kontur tanah yang bervariasi, dari landai hingga cukup curam. Kondisi ini menciptakan lanskap yang didominasi oleh perkebunan rakyat atau tegalan, di mana berbagai jenis tanaman tumbuh subur di bawah naungan pohon-pohon besar. Menurut data resmi dari pemerintah kecamatan, luas wilayah Desa Rejowinangun yaitu sekitar 3,15 kilometer persegi. Lahan produktif ini dimanfaatkan secara maksimal oleh warga untuk menanam aren, manggis, duku, kelapa, dan tanaman kayu lainnya.Adapun batas-batas administratif Desa Rejowinangun ialah:
Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Girimulyo
Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Rejosari
Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Kaliurip
Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Waled
Berdasarkan data kependudukan terakhir yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Purworejo, Desa Rejowinangun dihuni oleh 2.250 jiwa. Dengan luas wilayah tersebut, maka tingkat kepadatan penduduknya ialah sekitar 714 jiwa per kilometer persegi. Kepadatan yang relatif rendah ini mencerminkan pola permukiman khas perbukitan, di mana rumah-rumah warga tersebar di antara kebun-kebun yang menjadi sumber mata pencaharian utama mereka.
Tata Kelola Pemerintahan Desa
Pemerintahan Desa Rejowinangun, yang terdiri dari Kepala Desa dan jajaran perangkatnya, memegang peranan penting dalam mengarahkan pembangunan desa agar selaras dengan potensi lokal. Fokus utama pemerintah desa ialah pada peningkatan infrastruktur penunjang ekonomi, seperti perbaikan jalan usaha tani untuk memudahkan pengangkutan hasil panen, serta pemberdayaan kelompok-kelompok tani dan perajin. Program-program yang dijalankan melalui Dana Desa banyak dialokasikan untuk rabat beton jalan-jalan di dusun yang masih sulit diakses.Kepala Desa Rejowinangun menekankan pentingnya menjaga kualitas produk lokal. "Gula aren dan manggis dari Rejowinangun sudah punya nama baik di pasar. Tugas kami ialah membantu para petani dan perajin untuk terus menjaga kualitas tersebut, misalnya melalui penyuluhan tentang teknik panen yang baik atau cara pengolahan gula yang higienis," tuturnya. Pemerintah desa juga aktif menjembatani para petani dengan dinas terkait untuk mendapatkan akses informasi pasar dan teknologi pertanian terbaru.
Potensi Ekonomi Utama: Gula Aren dan Buah-buahan
Denyut nadi perekonomian Desa Rejowinangun digerakkan oleh dua sektor utama yang saling melengkapi. Pilar pertama dan yang paling fundamental merupakan industri rumahan gula aren. Hampir setiap hari, para pria penderes di desa ini memanjat puluhan pohon aren untuk menyadap nira. Air nira tersebut kemudian diolah secara tradisional oleh para wanita di dapur-dapur mereka, dimasak berjam-jam di atas tungku kayu bakar hingga menjadi gula cetak yang padat dan beraroma khas. Aktivitas ini menjadi sumber pendapatan harian yang diandalkan oleh ratusan keluarga.Pilar kedua ialah perkebunan buah-buahan, yang menjadi semacam investasi atau tabungan tahunan bagi warga. Desa ini merupakan salah satu penghasil manggis terbesar di Kecamatan Kemiri. Saat musim panen raya tiba, desa akan diramaikan oleh aktivitas jual beli manggis yang buahnya dikenal manis dan memiliki kulit yang mulus. Selain manggis, duku juga menjadi komoditas andalan dengan kualitas rasa yang tidak kalah saing. Hasil panen kedua buah ini tidak hanya memenuhi pasar lokal Purworejo, tetapi juga dikirim ke kota-kota besar seperti Jakarta dan Bandung.Seorang petani manggis menjelaskan, "Merawat pohon manggis memang butuh kesabaran karena baru berbuah setelah bertahun-tahun. Tapi sekali panen, hasilnya bisa untuk membiayai kebutuhan besar seperti renovasi rumah atau biaya sekolah anak."
Geliat UMKM dan Inovasi
Potensi agraris yang melimpah mendorong tumbuhnya Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Desa Rejowinangun. Saat ini, sebagian besar UMKM masih berfokus pada pengolahan primer, seperti pembuatan gula aren cetak. Namun kesadaran untuk melakukan inovasi dan meningkatkan nilai tambah produk mulai tumbuh, terutama di kalangan generasi muda.Beberapa perajin telah mulai mengembangkan produk turunan gula aren, seperti gula semut atau gula kristal, yang memiliki pasar lebih luas dan harga jual lebih tinggi. Inovasi ini didukung oleh beberapa program pendampingan dari mahasiswa KKN dan dinas terkait yang memberikan pelatihan tentang teknik produksi, pengemasan modern, dan strategi pemasaran digital.Di sektor buah-buahan, meskipun hilirisasi masih terbatas, potensi untuk mengolah manggis dan duku menjadi produk seperti jus, selai, atau manisan sangat terbuka lebar. Pengembangan UMKM di sektor ini dapat menjadi solusi untuk mengatasi anjloknya harga saat terjadi panen raya.
Kehidupan Sosial dan Infrastruktur
Masyarakat Desa Rejowinangun hidup dalam tatanan sosial yang komunal dan agamis, di mana nilai-nilai gotong royong dan kekeluargaan masih dijunjung tinggi. Interaksi sosial yang erat terjalin tidak hanya dalam kegiatan keagamaan di masjid atau musala, tetapi juga dalam aktivitas ekonomi sehari-hari, seperti saat para penderes berkumpul di pagi hari atau saat warga saling membantu memanen buah di kebun.Infrastruktur desa terus berbenah. Akses jalan utama yang menghubungkan Rejowinangun dengan pusat kecamatan sudah dalam kondisi yang baik. Jaringan listrik dan telekomunikasi juga telah menjangkau seluruh wilayah, meskipun kualitas sinyal di beberapa titik yang lebih tinggi terkadang masih belum stabil. Fasilitas dasar seperti sekolah (SD), PAUD, dan Posyandu telah tersedia dan aktif memberikan pelayanan kepada masyarakat, memastikan terpenuhinya hak dasar warga akan pendidikan dan kesehatan.
Prospek dan Tantangan Masa Depan
Desa Rejowinangun memiliki prospek masa depan yang sangat cerah sebagai desa agraris unggulan. Peluang terbesar terletak pada penguatan branding produk lokal. Menciptakan merek kolektif seperti "Gula Aren Rejowinangun" atau "Manggis Rejowinangun" yang disertai dengan jaminan kualitas dapat meningkatkan posisi tawar petani dan perajin di pasar. Pengembangan agrowisata petik buah juga menjadi peluang menarik yang dapat diintegrasikan dengan edukasi tentang proses pembuatan gula aren.Namun, beberapa tantangan perlu diantisipasi. Perubahan iklim yang mempengaruhi pola pembungaan tanaman menjadi ancaman serius bagi keberlangsungan panen buah. Regenerasi penderes aren juga menjadi isu krusial, karena pekerjaan ini dianggap berat dan berisiko tinggi oleh generasi muda. Selain itu, fluktuasi harga komoditas yang seringkali dikendalikan oleh tengkulak masih menjadi masalah klasik yang perlu dicarikan solusinya melalui penguatan kelembagaan petani seperti koperasi.Dengan semangat kerja keras yang telah teruji dan kekayaan alam yang melimpah, masyarakat Desa Rejowinangun optimis dapat terus maju. Harmoni antara manisnya gula aren dan legitnya buah-buahan akan terus menjadi fondasi bagi terwujudnya desa yang "rejo" (makmur) dan "winangun" (terbangun).
